Minggu, 24 November 2013

Siapa bilang Orang muslim bodoh


Banyak diantara kita yang mengagung-agungkan dunia barat dengan tokoh ilmuwan mereka.  Tapi sebagai muslim sejati kita harus berbangga, karena ternyata banyak sekali ilmuwan terkemuka dan membawa perubahan dunia lahir dari seorang muslim.

IBNU SINA , Tokoh pertama yang disebut sebagai gurunya para dokter se-dunia.
Semua Dokter di dunia mempelajari ilmu kedokteran dari buku yang ditulisnya, yaitu AL-QANUN FITH-THIB. Pada usia lima tahun  beliau telah mempelajari ilmu tafsir, fiqih, dan tasawuf.  Dan yang paling hebat adalah Beliau mempelajari ilmu kedokteran secara mandiri atau otodidak, dan dalam waktu nsatu setengah tahun beliau telah menguasainya.  Orang Eropa menjuluki Ibnu Sina sebagai Medicorum Principal yang artinya Rajanya Para Dokter.
AL-KHAWARIZMI, Tokoh selanjutnya adalah tokoh yang berhasil menghitung besar garis tengah dan lingkaran Bumi dan pencipta Angka nol.
Tanpa Angka nol, komputer tidak akan ada pada saat ini.  Sebab, komputer bisa beroperasi pada saat ini karena menggunakan kode-kode yang terdiri dari angka nol dan angka satu yang disebut dengan Sistem Biner. Selain itu beliau menyusun buku tentang waktu perhitungan berdasarkan bayang-bayang matahari.  yang sampai saat ini sering digunakan untuk menentukan waktu Shalat bagi umat Muslim di dunia.

ABU WAFA , Bapak trigonometri.
Wah ilmuwan yang satu ini adalah salah seorang yang berjasa dalam bidang ilmu trigonometri.  Trigonometri?????,,yupz ilmu ini kita pelajari untuk menghitung tinggi pohon, tinggi gedung dan jarak antar planet.  dan dikenal juga dengan nama ilmu ukur sudut-sudut segitiga, yang sampai saat ini ilmu tersebut masih digunakan bagi para ahli bangunan dan astronom di dunia.

UMAR KHAYAM, Ahli Matematika Muslim yang sangat terkenal.
Bagi para pelajar sekolah menengah atas (SMA ) pasti pernah mempelajari rumus-rumus segitiga PASCAL.  Rumus-rumus tersebut dikembangkan oleh ilmuwan Barat yang bernama Pascal.  Namun, ternyata Pascal mendapatkan ilmu tersebut dari buku “Jawami’ Al Hisab” yang ditulis oleh UMAR KHAYAM seorang ahli matematika muslim yang sangat terkenal.
Nah, selain nama-nama yang disebutkan diatas masih banyak sekali para ilmuwan yang membawa perubahan di dunia yang ternyata seorang Muslim. Mungkin di artikel yang lain akan dipaparkan siapa lagi ilmuwan muslim selanjutnya.  Jadi, kita harus bangga dan harus mencontoh mereka agar menjadi Seorang Muslim Sejati.



Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha



Shalat duha merupakan salah satu diantara shalat-shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Banyak sekali penjelasan hadits yang telah menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan shalat Dhuha bagi siapa saja yang melaksanakannya. Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.

Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
4. Memeroleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).
5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).
6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi).
Semoga sedikit kutipan mengenai Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha ini bisa membuat kita lebih giat lagi dalam menjalankan shalat dhuha, dan bagi yang belum melaksanakannya bisa memulai untuk menjalankannya… Aamiin…



Banyak yang belum memahami keutamaan shalat yang satu ini. Ternyata shalat Dhuha bisa senilai dengan sedekah dengan seluruh persendian. Shalat tersebut juga akan memudahkan urusan kita hingga akhir siang. Ditambah lagi shalat tersebut bisa menyamai pahala haji dan umrah yang sempurna. Juga shalat Dhuha termasuk shalat orang-orang yang kembali taat.
Di antara keutamaan shalat Dhuha adalah:
Pertama: Mengganti sedekah dengan seluruh persendian
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no.  720).
Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian” (HR. Muslim no. 1007).
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ
Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan,  “Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at” (Syarh Muslim, 5: 234).
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan,  “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus” (Nailul Author, 3: 77).
Kedua: Akan dicukupi urusan di akhir siang
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118)
At Thibiy berkata, “Yaitu  engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).
Ketiga: Mendapat pahala haji dan umrah yang sempurna
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Al Mubaarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’ At Tirmidzi (3: 158) menjelaskan, “Yang dimaksud ‘kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at’ yaitu setelah matahari terbit. Ath Thibiy berkata, “Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat setelah matahari meninggi setinggi tombak, sehingga keluarlah waktu terlarang untuk shalat. Shalat ini disebut pula shalat Isyroq. Shalat tersebut adalah waktu shalat di awal waktu.”
Keempat: Termasuk shalat awwabin (orang yang kembali taat)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).
Semoga Allah memberikan kita hidayah dan taufik untuk merutinkan shalat yang mulia ini. Wallahu waliyyut taufiq.



Si Hamba Yang Kurang Ajar


“ Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain,
bila kamu memohon sesuatu kepada Allah SWT mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do’a mu akan terkabul, karna Alah tidak akan mengabulkan do’a orang-orang yang hatinya lalai dan lengah.”H.R Ahmad
Alkisah ada seorang yang kusut berjalan dengan celotehan panjang tentang tuhannya. Tidak segan ia mencaci, memaki, bahkan melaknat menumpahkan semua kekesalannya pada Sang Pemilik alam semesta, Allah subhanahu wata’ala. Baginya Allah itu tidak ada, Dia hanya teori.
Sampai suatu hari dia bertemu dengan seorang anak kecil yang pulang dari sekolah. Memegang kitab suci, berparas tampan berwajah polos agak sedikit mirip dengan bintang film ichsanudien.
Kemudian lelaki tersebut mendatannginya denga jiwa panas membara.
“ Hei, (lelaki kumal itu memanggil) Apa yang kau pegang erat-erat itu ? ”
Sang bocah menoleh, dengan wajaholos tanpa dosa.
“Ini kitab suci”
“Aku tau itu kitab, tapi suci atau tidaknya itu perlu dipertanyakan.”
“Kitab ini suci karna Allah yang merangkai tiap katanya. Ini cukup membuatnya layak mendapat gelar SUCI.
“Bagaimana bisa suci bila kitab ini dibuat oleh sesuatu yang tidak ada ? Allah itu tidak ada (begitu katanya).”
“Aku percaya Allah itu ada dan aku mempercayainya.”
Lelaki kumal itu tertawa terbahak-bahak “kwkwkwk” dan berkata “Akutidak percaya Allah itu ada.”
“Kenapa ?”
“Akan aku ceritakan kenapa ! kau tahu ? Allah tidak membantuku meyelesaikan pahitnya hidup. Bertahun-tahun yang lalu hidupku sangat makmur. Aku bahagia, Namaun satu ketika banjir besar melanda seluruh milikku, Aku tidak punya rumah, hartaku habis, keluargaku terseret arus dan mati.
Setelah itu, aku terus menunggu pertolongan dariNya, TAPI apa yang kudapatkan ?! Dia Diam. Dia Diam !!!! Aku tidak dibantunya, Dia tidak melakukan apa-apa.sejak saat itu aku berfikir mungkin Dia tidak ada. Bukankah diam berarti tidak  ada ? ”
“ Bagaimana bocah ? masih percaya Allah itu ada ? ”
Bocah itu mengangguk. “ tentu saja aku percaya ”
Lelaki tadi kesal dan berkata dengan nada keras. “ Allah itu tidak ada ”
“ Allah itu ada ”
“ APA BUKTINYA? ”
Lalu bocah itu menjawab. “ Diam memang bisa berarti tidak ada.Tapi apa yang kau alami harusnya kau renungi”
“ Apa maksudmu ? Dia Diam !! berarti tidak ada ? ”
“ Apakah bila aku diam berarti aku tidak ada ? Apakah bila kau diam saat aku  bicara berarti kau tidak ada.”
Lelaki itu semakin kesal, tangannya mengepal dngan keras.
Bocah itu berkata lagi. “ wahai orang yang kurang ajar kepada Allah, dengarkan perkataanku baik-baik, Allah itu maha perkasa. Dia dibutuhkan bukan membutuhkan. Cobalah pakai logikamu : Apakah jika seluruh lelaki dan dikota ini berambut panjang hingga ke tanah, Apakah berarti tukang cukur tidak ada ?! tentu saja tidak ! Merekalah yang membiarkan rambutnya memanjang. Tukang cukur ada setiap waktu, setiap saat, Dia mnunggu kita Mendekat dan memintanya mencukur rambut kita, maka ia pun akan memulai pekerjaannya. Jika kau adalah seorang mekhluk dan kebutuhan mu yang banyak kian menguatkan bahwa kau memang seorang makhluk, Maka mintalah pada-Nya yang tidak membutuhkan apapun darimu. Haruskah tuhan yanag mendatangimu ketika kau punya masalah? Dimana kesadaranmu sebagai makhluk yag membutuhkan ? siapa yang membutuhkan ? siapa yang di butuhkan ? kau tidak pantas memaki Allah karna kau bodoh, Allah itu Mahapintar dan kau Mahabodoh.
Bocah itu pun berjalan meneruskan perjalanannya.
                Kemudian lelaku itu mulai merenung dan mencoba mereka ulang ingatannya. Ya, di sepertinya lupa berdo’a. Saat masalah datang, ia menunggu, bukan memohon. Memaki bukannya meminta