“ Hati manusia adalah
kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain,
bila kamu memohon
sesuatu kepada Allah SWT mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do’a mu akan
terkabul, karna Alah tidak akan mengabulkan do’a orang-orang yang hatinya lalai
dan lengah.”H.R Ahmad
Alkisah ada seorang yang kusut berjalan dengan celotehan panjang tentang
tuhannya. Tidak segan ia mencaci, memaki, bahkan melaknat menumpahkan semua
kekesalannya pada Sang Pemilik alam semesta, Allah subhanahu wata’ala. Baginya
Allah itu tidak ada, Dia hanya teori.
Sampai suatu hari dia
bertemu dengan seorang anak kecil yang pulang dari sekolah. Memegang kitab
suci, berparas tampan berwajah polos agak sedikit mirip dengan bintang film ichsanudien.
Kemudian lelaki tersebut mendatannginya
denga jiwa panas membara.
“ Hei, (lelaki kumal itu memanggil) Apa
yang kau pegang erat-erat itu ? ”
Sang bocah menoleh, dengan wajaholos tanpa
dosa.
“Ini kitab suci”
“Aku tau itu kitab, tapi suci atau tidaknya
itu perlu dipertanyakan.”
“Kitab ini suci karna Allah yang merangkai
tiap katanya. Ini cukup membuatnya layak mendapat gelar SUCI.
“Bagaimana bisa suci bila kitab ini dibuat
oleh sesuatu yang tidak ada ? Allah itu tidak ada (begitu katanya).”
“Aku percaya Allah itu ada dan aku
mempercayainya.”
Lelaki kumal itu tertawa terbahak-bahak
“kwkwkwk” dan berkata “Akutidak percaya Allah itu ada.”
“Kenapa ?”
“Akan aku ceritakan kenapa
! kau tahu ? Allah tidak membantuku meyelesaikan pahitnya hidup. Bertahun-tahun
yang lalu hidupku sangat makmur. Aku bahagia, Namaun satu ketika banjir besar
melanda seluruh milikku, Aku tidak punya rumah, hartaku habis, keluargaku
terseret arus dan mati.
Setelah itu, aku terus
menunggu pertolongan dariNya, TAPI apa yang kudapatkan ?! Dia Diam. Dia Diam
!!!! Aku tidak dibantunya, Dia tidak melakukan apa-apa.sejak saat itu aku
berfikir mungkin Dia tidak ada. Bukankah diam berarti tidak ada ? ”
“ Bagaimana bocah ? masih
percaya Allah itu ada ? ”
Bocah itu mengangguk. “
tentu saja aku percaya ”
Lelaki tadi kesal dan
berkata dengan nada keras. “ Allah itu tidak ada ”
“ Allah itu ada ”
“ APA BUKTINYA? ”
Lalu bocah itu menjawab. “
Diam memang bisa berarti tidak ada.Tapi apa yang kau alami harusnya kau
renungi”
“ Apa maksudmu ? Dia Diam
!! berarti tidak ada ? ”
“ Apakah bila aku diam
berarti aku tidak ada ? Apakah bila kau diam saat aku bicara berarti kau tidak ada.”
Lelaki itu semakin kesal,
tangannya mengepal dngan keras.
Bocah itu berkata lagi. “
wahai orang yang kurang ajar kepada Allah, dengarkan perkataanku baik-baik,
Allah itu maha perkasa. Dia dibutuhkan bukan membutuhkan. Cobalah pakai
logikamu : Apakah jika seluruh lelaki dan dikota ini berambut panjang hingga ke
tanah, Apakah berarti tukang cukur tidak ada ?! tentu saja tidak ! Merekalah
yang membiarkan rambutnya memanjang. Tukang cukur ada setiap waktu, setiap
saat, Dia mnunggu kita Mendekat dan memintanya mencukur rambut kita, maka ia
pun akan memulai pekerjaannya. Jika kau adalah seorang mekhluk dan kebutuhan mu
yang banyak kian menguatkan bahwa kau memang seorang makhluk, Maka mintalah
pada-Nya yang tidak membutuhkan apapun darimu. Haruskah tuhan yanag
mendatangimu ketika kau punya masalah? Dimana kesadaranmu sebagai makhluk yag
membutuhkan ? siapa yang membutuhkan ? siapa yang di butuhkan ? kau tidak
pantas memaki Allah karna kau bodoh, Allah itu Mahapintar
dan kau Mahabodoh.
Bocah itu pun berjalan
meneruskan perjalanannya.
Kemudian
lelaku itu mulai merenung dan mencoba mereka ulang ingatannya. Ya, di
sepertinya lupa berdo’a. Saat masalah datang, ia menunggu, bukan memohon.
Memaki bukannya meminta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar